farmasi klinis

Farmasi klinis
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari
Clinical pharmacy is the branch of Pharmacy where pharmacists and pharmaconomists provide patient care that optimizes the use of medication and promotes health , wellness , and disease prevention . [ 1 ] Clinical pharmacists and clinical pharmaconomists care for patients in all health care settings but the clinical pharmacy movement initially began inside hospitals and clinics. farmasi klinis adalah cabang Farmasi mana apoteker dan pharmaconomists memberikan pasien perawatan yang mengoptimalkan penggunaan obat dan mempromosikan kesehatan , kesehatan , dan penyakit pencegahan . [1] Klinis apoteker dan pharmaconomists klinis perawatan untuk pasien dalam semua pengaturan perawatan kesehatan tetapi farmasi klinis gerakan awalnya mulai di dalam rumah sakit dan klinik. Clinical pharmacists/pharmaconomists often collaborate with physicians and other healthcare professionals . apoteker klinis / pharmaconomists sering bekerja sama dengan dokter dan profesional kesehatan .
Clinical pharmacists and clinical pharmaconomists have extensive education in the biomedical, pharmaceutical , sociobehavioral and clinical sciences. apoteker klinis dan pharmaconomists klinis yang luas pendidikan di biomedis, farmasi klinis sociobehavioral dan ilmu pengetahuan,. Most clinical pharmacists have a Doctor of Pharmacy (Pharm.D.) degree and many have completed one or more years of post-graduate training (eg a general and/or specialty pharmacy residency). apoteker klinis Kebanyakan memiliki Dokter Farmasi (Pharm.D.) Gelar dan banyak telah menyelesaikan satu atau lebih tahun pasca-sarjana pelatihan (misalnya umum dan / atau farmasi tinggal khusus). Many clinical pharmacists also choose to become Board Certified through the Board of Pharmaceutical Specialties (BPS) which was organized in 1976 as an independent certification agency of APhA (American Pharmacists Association). apoteker klinis Banyak juga memilih untuk menjadi Board Certified melalui Dewan Farmasi Istimewa (BPS) yang diselenggarakan pada tahun 1976 sebagai lembaga sertifikasi independen APhA (Apoteker American Association). A pharmacist may become a Board Certified Pharmacotherapy Specialist (BCPS), a Board Certified Oncology Pharmacist (BCOP), Board Certified Nuclear Pharmacist (BCNP), Board Certified Nutrition Support Pharmacist (BCNSP), or a Board Certified Psychiatric Pharmacist (BCPP) through the Board of Pharmaceutical Specialities (BPS). Seorang apoteker dapat menjadi Board Certified Pharmacotherapy Spesialis (BCPS), Dewan Onkologi Certified Apoteker (BCOP), Dewan Nuklir Certified Apoteker (BCNP), Board Certified Gizi Dukungan Apoteker (BCNSP), atau Board Certified Jiwa Apoteker (BCPP) melalui Dewan Specialities Farmasi (BPS). There are also subspecialties within the Pharmacotherapy specialty: Cardiology and Infectious Disease. Ada juga subspecialties dalam khusus Pharmacotherapy: Kardiologi dan Infeksi Penyakit. It is denoted as an "Added Qualification" or AQ. Hal ini dinyatakan sebagai "Ditambahkan Kualifikasi" atau AQ. In order to obtain one of these specialties you must first be a Board Certified Pharmacotherapy Specialist and then submit a portfolio to the Board of Pharmaceutical Specialties for review to determine if they will grant you the added qualifications. [ 2 ] Untuk mendapatkan salah satu spesialisasi Anda harus terlebih dahulu menjadi Board Certified Pharmacotherapy Spesialis dan kemudian menyerahkan portofolio kepada Dewan Farmasi Spesialisasi untuk diperiksa untuk menentukan apakah mereka akan memberikan Anda menambahkan kualifikasi. [2]
Within the system of health care , clinical pharmacists are experts in the therapeutic use of medications. Dalam sistem perawatan kesehatan , apoteker klinis ahli dalam penggunaan terapi obat. They routinely provide medication therapy evaluations and recommendations to patients and other health care professionals. Mereka secara rutin memberikan pengobatan terapi evaluasi dan rekomendasi kepada pasien dan perawatan kesehatan profesional lainnya. Clinical pharmacists are a primary source of scientifically valid information and advice regarding the safe, appropriate, and cost-effective use of medications. [ 3 ] Clinical pharmacists are also making themselves more readily available to the public. apoteker klinis adalah sumber utama dari ilmiah yang valid informasi dan saran tentang, tepat, dan biaya-efektif penggunaan yang aman obat. [3] klinis apoteker juga membuat diri mereka lebih mudah tersedia untuk umum. In the past, access to a clinical pharmacist was limited to hospitals, clinics, or educational institutions. Di masa lalu, akses ke apoteker klinis terbatas pada rumah sakit, klinik, atau lembaga pendidikan. However, clinical pharmacists are making themselves available through a medication information hotline, and reviewing medication lists, all in an effort to prevent medication errors in the foreseeable future. Namun, apoteker klinis membuat diri tersedia melalui hotline informasi pengobatan, dan meninjau daftar obat-obatan, semua dalam upaya untuk mencegah kesalahan pengobatan di masa mendatang.
In some states, clinical pharmacists are given prescriptive authority under protocol with a medical provider (ie, MD or DO), and their scope of practice is constantly evolving. [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] . Di beberapa negara, apoteker klinis diberikan kewenangan preskriptif di bawah protokol dengan penyedia medis (misalnya, MD atau DO), dan lingkup mereka praktek terus berkembang. [4] [5] [6] . In the United Kingdom clinical pharmacists are given independent prescriptive authority. Di Inggris apoteker klinis diberikan kewenangan preskriptif independen.
Basic components of clinical pharmacy practice Dasar komponen praktek farmasi klinis
1. Prescribing drugs [ 7 ] obat Peresepan [7]
2. Administering drugs [ 8 ] obat Penyelenggara [8]
3. Documenting professional services Mendokumentasikan jasa profesional
4. Reviewing drug use Meninjau penggunaan narkoba
5. Communication Komunikasi
6. Counseling Konseling
7. Consulting Konsultasi
8. Preventing Medication Errors Mencegah Kesalahan Pengobatan
Scope of clinical pharmacy: Lingkup farmasi klinis:
Drug Information Informasi Narkoba
Drug Utilization Pemanfaatan Obat
Drug Evaluation and Selection Obat Evaluasi dan Seleksi
Medication Therapy Management Obat Terapi Manajemen
Formal Education and Training Program Pendidikan Formal dan Program Pelatihan
Disease State Management Penyakit Manajemen Negara
Application of Electronic Data Processing (EDP) Aplikasi Pengolahan Data Elektronik (EDP)
[ edit ] See also [ sunting ] Lihat pula
Farmasi Klinis - Definisi sebuah
Clinical Pharmacy is a commonly used term in pharmacy practice and in pharmacy literature. It is a health specialty, which describes the activities and services of the clinical pharmacist to develop and promote the rational and appropriate use of medicinal products and devices. Farmasi Klinik adalah istilah yang lazim digunakan dalam praktek farmasi dan dalam literatur farmasi. Ini adalah khusus kesehatan, yang menggambarkan kegiatan dan jasa dari apoteker klinis untuk mengembangkan dan mempromosikan penggunaan rasional dan tepat produk obat-obatan dan perangkat.
Clinical Pharmacy includes all the services performed by pharmacists practising in hospitals, community pharmacies, nursing homes, home-based care services, clinics and any other setting where medicines are prescribed and used. Farmasi Klinik mencakup semua layanan yang dilakukan oleh apoteker berlatih di rumah sakit, apotek masyarakat, rumah jompo, berdasarkan layanan perawatan rumah, klinik dan semua setting lain di mana obat yang diresepkan dan digunakan.
The term “clinical” does not necessarily imply an activity implemented in a hospital setting. Istilah "klinis" tidak selalu berarti suatu kegiatan dilaksanakan di rumah sakit. A community pharmacist may perform clinical activities as well as a hospital practitioner. Seorang apoteker komunitas dapat melakukan kegiatan klinis serta praktisi rumah sakit.
How does clinical pharmacy differ from pharmacy? Bagaimana farmasi klinis berbeda dari apotek?
• the discipline of pharmacy embraces the knowledge on synthesis, chemistry and preparation of drugs disiplin farmasi mencakup pengetahuan tentang sintesis, kimia dan penyiapan obat
• clinical pharmacy is more oriented to the analysis of population needs with regards to medicines, ways of administration, patterns of use and drugs effects on the patients. farmasi klinis lebih berorientasi pada analisis kebutuhan penduduk berkaitan dengan obat-obatan, cara administrasi, pola penggunaan dan efek obat pada pasien.
The focus of attention moves from the drug to the single patient or population receiving drugs. Fokus bergerak perhatian dari obat ke pasien tunggal atau populasi menerima obat.

Clinical Pharmacy - Overall Goal Farmasi Klinis - Tujuan Keseluruhan

The overall goal of clinical pharmacy activities is to promote the correct and appropriate use of medicinal products and devices. Tujuan keseluruhan dari kegiatan farmasi klinis adalah untuk mempromosikan dan sesuai benar menggunakan produk obat-obatan dan perangkat. These activities aim at: Kegiatan ini bertujuan:
• maximising the clinical effect of medicines, ie, using the most effective treatment for each type of patient memaksimalkan dampak klinis dari obat-obatan, yaitu, dengan menggunakan pengobatan yang paling efektif untuk setiap jenis pasien
• minimising the risk of treatment-induced adverse events, ie, monitoring the therapy course and the patient's compliance with therapy meminimalkan risiko akibat pengobatan efek samping, yaitu, memantau program terapi dan kepatuhan pasien dengan terapi
• minimising the expenditures for pharmacological treatments born by the national health systems and by the patients, ie, trying to provide the best treatment alternative for the greatest number of patients. meminimalkan pengeluaran untuk perawatan farmakologi dilahirkan oleh sistem kesehatan nasional dan oleh pasien, misalnya, mencoba memberikan alternatif pengobatan terbaik untuk jumlah terbesar dari pasien.
back to top kembali ke atas


Level of Action of Clinical Pharmacists Tingkat Aksi Apoteker Klinis

Clinical pharmacy activities may influence the correct use of medicines at three different levels: before, during and after the prescription is written. kegiatan farmasi klinis dapat mempengaruhi benar menggunakan obat-obatan pada tiga tingkatan yang berbeda: sebelum, selama dan setelah resep ini ditulis.
1. 1. Before the prescription Sebelum resep
• Clinical trials Uji klinis
• Formularies Formularium
• Drug information Informasi obat
Clinical pharmacists have the potential to implement and influence drug-related policies, ie, making decisions on which drugs deserve to be marketed, which drugs should be included in national and local formularies, which prescribing policies and treatment guidelines should be implemented. apoteker klinis memiliki potensi untuk melaksanakan dan mempengaruhi kebijakan yang terkait dengan obat, yaitu membuat keputusan yang obat layak untuk dipasarkan, obat yang harus dimasukkan dalam formularium nasional dan lokal, yang resep kebijakan dan pedoman pengobatan harus dilaksanakan.
Clinical pharmacists are also actively involved in clinical trials at different levels: participating in ethical committees; study monitoring; dispensation and preparation of investigational drugs. apoteker klinis juga aktif terlibat dalam uji klinis pada tingkat yang berbeda: yang berpartisipasi dalam komite etika; pemantauan penelitian; keringanan dan penyiapan obat diteliti.
2. 2. During the prescription Selama resep
• Counselling activity Konseling kegiatan
Clinical pharmacists can influence the attitudes and priorities of prescribers in their choice of correct treatments. apoteker klinis dapat mempengaruhi sikap dan prioritas dalam pilihan mereka resep pengobatan yang benar.
The clinical pharmacist monitors, detects and prevents harmful drug interaction, adverse reactions ad medication errors through evaluation of prescriptions' profiles. Monitor apoteker klinis, mendeteksi dan mencegah interaksi obat yang berbahaya, iklan obat kesalahan reaksi merugikan melalui evaluasi 'profil resep.
The clinical pharmacist pays special attention to the dosage of drugs which need therapeutic monitoring. Para apoteker klinis memberikan perhatian khusus dengan dosis obat yang membutuhkan pemantauan terapeutik.
Community pharmacists can also make prescription decisions directly, when over the counter drugs are counselled. apoteker Masyarakat juga dapat membuat keputusan resep langsung, ketika lebih obat counter menasihati.
3. 3. After the prescription Setelah resep
• Counselling Konseling
• Preparation of personalised formulation Penyiapan perumusan pribadi
• Drug use evaluation Penggunaan narkoba evaluasi
• Outcome research Hasil Penelitian
• Pharmacoeconomic studies Pharmacoeconomic studi
After the prescription is written, clinical pharmacists play a key role in communicating and counselling patients. Setelah resep ditulis, apoteker klinis memainkan peran kunci dalam berkomunikasi dan konseling pasien.
Pharmacists can improve patients' awareness of their treatments, monitor treatment response, check and improve patients' compliance with their medications. Apoteker dapat meningkatkan 'kesadaran perawatan mereka, memantau respon pengobatan, memeriksa dan memperbaiki pasien pasien sesuai dengan obat-obatan mereka.
As members of a multidisciplinary team, clinical pharmacists also provide integrated care from 'hospital to community' and vice versa, assuring a continuity of information on risks and benefits of drug therapy. Sebagai anggota tim multidisiplin, apoteker klinis juga menyediakan layanan terpadu dari 'rumah sakit kepada masyarakat dan sebaliknya, memastikan kelanjutan informasi mengenai risiko dan manfaat terapi obat.
back to top