selamat datang kampus smk mojosari selamat bergabung di smk mojosarii love you kampus smk mojosari semoga sukses kampus smk mojosari

Minggu, 02 Januari 2011

kimia farmasi

Selasa, 09 Juni 2009
SENYAWA YANG BEKERJA PADA SALURAN RESPIRASI
GOL. BRONKHOSPASMOLITIKA


Xantin




B2-simpatomimetika



Parasimpatolitika


GOL. EKSPEKTORANSIA



Bromheksin



Asetilsistein



Guaifenisin





Karbosistein

GOL. ANTITUSIVA
Noskapin
Isoaminil
Klobutinol




SENYAWA UNTUK PENANGANAN BRONKHITIS DAN ASMA BRONKHIAL

1. ANTITUSIVA
2. EKSPEKTORANSIA
3. BRONKHOSPASMOLITIKA

OVER VIEW
Bronkhitis kronis dan asma bronkhial adalah penyakit saluran pernapasan, yang disertai oleh penyempitan jalan napas (obstruksi).
Obstruksi dapat disebabkan oleh
1. pembengkakan karena radang mukosa bronkhus,
2. Penyumbatan lendir pembentukan sekret meningkat dan perubahan komposisinya
3. Bronkhokontriksi (bronkhospasme)

Manifestasi :
1. Kekurangan nafas
2. Refleks batuk

Jika pada bronkhitis kronis :
Produksi lendir berlebihan
Batuk kronis
Jika pada asma bronkhial :
Penyakit saluran nafas dengan serangan akut dengan karakteristik ; penyempitan bronkhus dan intensitas kekurangan nafas yang tinggi.

Faktor2 yang menimbulkan bronkhitis kronis :
1. Infeksi virus
2. Rangsangan kimiawi (polusi udara, asap rokok)
3. Infeksi bakteri.

Bronkhitis akut penyebabnya adalah :
1. Virus
2. Komponen penyakit pilek

ANTITUSIVA
Antitusiva adalah penghambat refleks batuk.
Anggota terpenting adalah turunan morfin dan analgetika kuat lainnya.
Yang terpenting adalah kodein
Antitusiva lain deretan morfin atau dihidromorfin ialah etilmorfin, dihidrokodein, hidroodon dan tebakon.
Kerja antitusif diperlihatkan juga oleh noskapin (narkotin alkaloid opium).
Dekstrometorfan yang termasuk golongan senyawa morfinan
Normetadon termasuk golongan metadon.

FARMAKOLOGI
Faktor2 yang menimbulkan batuk, mengakibatkan stimulasi reseptor batuk, yang terletak didaerah perifer (dalam saluran nafas).
Melalui alur sarafi, rangsang diteruskan selanjutnya ke pusat batuk di medula oblongata, sehingga terjadi batuk.

Sehingga batuk dapat dihambat melalui mekanisme perifer dan sentral.

Antitusiv turunan analgetika kuat bekerja dengan mekanisme pada sentral pada pusat batuk.
Proses batuk sebagai refleks pelindung.
Penghambatan oleh antitusiv merupakan masalah pada sekresi bronkhus yang banyak dan disertai dengan batuk. Sehingga di indikasikan untuk batuk kering, kecuali isoamil.
Senyawa golongan ini tidak menyebabkan kecanduan.

EKSPEKTORAN
Adalah senyawa yang memudahkan transport keluar lendir bronkhus.
Senyawa nya adalah :
A. Kalium iodida
B. Ammonium klorida
C. Simplisia tanaman atau kandungannya.
D. Prinsip aktif yang dipertimbangkan ialah minyak atsiri dan saponin.
E. Turunan guaiakol seperti guaifenesin atau gluaiakolgriseroleter yang bekerja sekalgus merelaksasi otot, juga digunakan sebagai ekspektora.
F. Turunan sistein yaitu asetilsistein, N-asetil-L-sistein dan karbosistein, bromheksin merupakan senyawa sintetik
G. Dari bromheksin diturunkan metabolit aktif ambroksol

FARMAKOLOGI EKSPEKTORAN
Ekspektoransia yang bekerja sekretolitik merangsang mukosa lambung, sehingga sekresi bronkhus ditingkatkan, melalui stimulasi vagus.
Hal ini mengakibatkan pembentukan sekret yang encer dan denga demikian mudah dabatukan keluar :
A. Kalium iodida tergolong sekretolitik yang paling kuat, penggunaan luas.
B. Asetilsistein, karbosistein dan bromheksin mengurangi viskositas sekret bronkhus, asetilsistein bekerja berdasarkan reaksi kimia langsung dengan glikoprotein yang terdapat di dalam lendir.
Asetilsistein berdasarkan gugus merkapto nya yang bebas dapat memecahkan jembatan disulfida glikoprotein. Reaksi yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut (R-SH = asetilsistein)

SINTESA
Untuk pembuatan asetilsistein dimulai dari sistin yang diperoleh dari keratin. Setelah asetilasi dengan asetan hidrida dengan NaOH, senyawa N,N”-diasetilsistin yang terbentuk direduksi dengan seng dalam larutan asam.

BRONKHOSPASMOLITIKA
Senyawa dari berbagai golongan kerja farmakologik digunakan sebagai bronkhospasmolitik :
1. Parasimpatolitika
2. Β2-simpatomimetika tidak langsung
3. Turunan xantin

Yang terpenting dari golongan parasimpatolitika ialah ipratopiumbromida, suatu turunan 2 propil kuarterner dari atropin, yang digunakan lokal sebagai inhalan (obat hirup)

Β2-simpatomometika terbutalin, fenoterol dan salbutamol.
Efedrin simpatomimetika tidak langsung juga bekerja bronkhospasmolitik.

Turunan Xantin adalah aminofilin (garam teopilin dengan etilendiamine perbandingan 2;1)

FARMAKOLOGI
Bronkhospasmolitika mengurangi tonus otot bronkhus yang meninggi dan karena itu merupakan indikasi untuk bronkhitis kronis dan asma bronkhial.
Untuk terapi asma bronkhial yang berlatar belakang alergi dan inflamasi terapinya ; glukokortikoid, antihistamin H1 dan asam kromoglisinat.

KERJA BIOKIMIAWI
Bronkhomotorik dipersarafi oleh parasimpatikus dan simpatikus.
Atropin dan ipratopiumbromida menghambat penyempitan bronkhus.
Sebaliknya β-simpatomimetika menstimulasi dilatasi bronkhus diperantarai oleh c-AMP.
Xantin menaikan konsentrasi c-AMP.
Diposkan oleh dinna di 08.19 0 komentar
Minggu, 07 Juni 2009
KIMIA FARMASI
Berdasarkan struktur kimia, antibiotika dibagi menjadi beberapa golongan yaitu
Gol β laktam
l gol penisilin : penisilin G, Ampisilin, Amoksilin dll
l gol sefalosporin : sefadroksil, sefotaksim, sefriakson dll
Gol tetrasiklin :
l tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin dll
Gol aminoglikosid :
l gentamisin, neomisin, streptomisin kanamisin dll.
Gol makrolida :
l eritromisin, spiramisin dll.
Gol linkomisin :
l klindamisin, linkomisin dll.
Gol polipeptida :
l polimiksin A,B,C,D dan E.
Gol kuinolon :
l ofloksasin, ciprofloksasin, asam nalidiksat dll.
Gol sulfonamid dan trimetoprim :
l sufosetamid, sulfodiazin, sulfometoksazol dll.
9. Gol Kloramfenikol
Klasifikasi antibakteri











Gugus β laktam
Terdapat pada antibiotik yaitu
1. Golongan penisilin
2. Golongan sefalosporin

PENISILIN

1. Sistem cincin penisilin merupakan suatu cincin β laktam segi empat dan satu cincin tiazolidin segi lima. Bisiklik yang tidak tersubstitusi diberi nama penam
2. Penisilin tersendiri dapat dianggap suatu turunan asil suatu kerangka dasar umum, asam 6-aminopenisiloat (6-APS) yang tidak mempunyai daya antibiotik. 6-APS menyudut disepanjang poros N-4/C-5 dan menyebabkan 3 pusat kiral (C-3, C-5, C-6)
3. Berdasarkan struktur biogenetiknya 6-APS merupakan dipeptida gabungan sistein dan valin.
4. Benzilpenisilin (penisilin G) adalah salah satu penisilin yang terdapat dialam, dan merupakan antibiotik pertama yang dibuat besar-besaran dengan tekhnik fermentasi, benzilpenisilin atau penisilin G suatu senyawa yang tidak toksik tetapi sangat aktif terhadap sepsis stafilokokus, meningitis, atau gonore
5. Cincin penam adalah suatu dipeptida yang terdiri dari sisteina dan sisa valin. Karena ketegangan segi-4 β-laktam, cincin tersebut mudah pecah oleh higrolisis asam atau alkoholis, dan logam berat seperti Zn,Cu,Pb.
6. Kepekaan penisilin terhadap asam cukup beragam, bergantung pada strukturnya . misalnya fenoksimetilpenisilin lebih tahan terhadap pemutusan dibandingkan dengan benzilpenisilin, oleh karena itu lebih cocok untuk pemakaian oral.
7. Penisilin atau penem ditemukan pada tahun 1929 oleh Sir Alexander Fleming.
8. Penisilin dihasilkan oleh jamur penicillium notatum dan P.chrysogenum.

Mekanisme kerja antibiotik β-laktam :
o Antibiotik gol β-laktam merusak dinding sel bakteri.

Mekanisme pertahanan bakteri :
o Bakteri membentuk enzim β-laktamase (penisilinase) gram positif disekresi ke medium gram negatif tetap didalam sel.
o Jadi organisme gram positif merusak antibiotik dengan cepat.
o Muncul galur bakteri tahan β-laktam.

Turunan Penisilin
Fenoksimetilpenisilin (penisilin V), penisilin semisintetik dibuat dengan cara fermentasi.
Propisilin termasuk fenoksipenisilin, penisilin semisintetik, turunan asam R,S-2-fenoksibutirat 6-APS.
Diklosasilin termasuk isoksazolinpenisilin.
Ampisilin, amoksilin, pivampisilin turunan ion zwitter asam R-2-amino-2-aminobenzil penisilin
Karbenesilin adalah α-karboksibenzil-penisilin, yang dibangun dari R,S-2-fenilmalonat dan 6-APS.
Sefaleksin dan sefaklor mempunyai rantai samping fenilglisin, seperti pada ampisilin.
Keaktifan sefalosporin C hanya seperseribu keaktifan benzilpenisilin, sehingga pemakaiannya terbatas.
Tahan terhadap hidrolisis enzim dan menjadi pekat dalam saluran kemih sehingga berguna untuk infeksi saluran kemih yang disebabkan organisme gram negatif.
Sefalotin banyak dipakai, spektrum luas, dan tahan laktamase.
Sefaleksin (analog ampisilin) aktif secara oral, stabil terhadap asam.
Sefotaksim dan moksalaktam sangat aktif terhadap meningitis.

Hubungan struktur aktivitas
Aktivitas antibakteri penisilin dan sefalosporin bergantung pada keutuhan cincin penam dan 3-sefem.
Terbukanya cincin β laktam mengakibatkan seluruh aktivitas hilang.
Kestabilan terhadap asam dan β laktamase tergantung pada struktur.
Meningkatnya kestabilan terhadap asam karena : adana gugus yang menarik elektron diposisi α ke gugus amida rantai samping.
Inaktivasi oleh β laktamase khususnya lebih sulit pada penisilin yang punya residu asil (umpamanya dikloksasilin) karena hambatan keruangan.

Farmakologi
l Terapi praktis penggolongan antibiotik β-laktam, berdasarkan :
a). Spektrum kerja
b). Kestabilan terhadap asam
c). Kestabilan terhadap β-laktamase
d). β-laktamase adalah enzim bakteri yang mempengaruhi hidrolisis cincin β-laktam penisilin dan sefalosporin.
l Resistensi bakteri shg mengakibatkan inaktivasi antibiotik, substrat tempat sergapnya dinamakan :
a). Penisilinase (β-laktamase I)
b). Sefalosporinase (β-laktamase II)
c). Enzim bakteri yang meng inaktivasi kedua antibiotik tsb ((β-laktamase spektrum luas)



l Tetrasiklin adalah golongan antibiotik yang diisolasi dari Streptomyces aureofaciens
l Tetrasiklin yang lebih baru (doksisiklin dan minoksiklin) berbeda dengan anggota yang lebih tua dalam farmakokinetiknya (absorbsi lebih baik dan waktu paruh yang lebih lama)
l Tetrasiklin berupa senyawa kristal berwarna kuning, yang dalam daerah Ph fisiologik sedikit larut dalam air, dapat membentuk garam dengan asam dan garam.

l Kerangka dasarnya adalah oktahidronaftasen yang mengandung satu gugus dimetilamino dan satu gugus karboksamida dan secara khas tersubstitusi dengan fungsi oksigen (gugus OH, enolik, fenolik)
l Tetrasiklin mempunyai lima pusat asimetrik yang dikenal konfigurasi absolutnya.
l Sifat asam diberikan oleh gugus hidroksilenol pada C3 (sebagai bagian gugus asam karboksilat. Dan oleh struktur fenol – diketon (C10 sampai C12)
l Sifat basa diberikan oleh pKa tetrasiklin hidroklorid adalah 3,3 (gugus OH pada C3) 7,7 (struktur fenol – diketon) dan 9,7 (gugus dimetilamino)

l Untuk terapi, tetrasiklin digunakan dalam bentuk hidrokloridnya yang bereaksi dengan asam kuat yang larut dalam air, dan sebagai akibatnya hidrolisis condong untuk mengendap.
l Jenis kerja tetrasiklin adalah bakteriostatik.
l Sistem fenol – diketon menyebabkan dapat membentuk khelat dengan logam bervalensi dua atau lebih (Fe2+, Mg2+, Ca2+, Al3+) kompleks khelat tidak larut dalam air.
l Dengan anion (fosfat dan sitrat) dan zat netral (kafein, polivinil-pirolidon) tetrasiklin membentuk kompleks lemah. Efek ini dimanfaatkan untuk pembuatan sediaan parenteral.
l Epimerisasi pada C4 terjadi pada Ph antara 2 sampai 6 akan memberikan reaksi yang bolak – balik.
l Bergantung pada komposisi larutan bergeser kearah epi.
l Pada ph ≤ 2 tetrasiklin dengan hidroksil pada C6 akan membebaskan air. Dengan aromatisasi akan terbentuk anhidrotetrasiklin.
l Klortetrasiklin adalah labil terhadap basa. Sebagai hasil urai adalah isoklortetrasiklin yang terjadi dengan pembukaan cincin dan kemudian laktonisasi gugus karboksil yang terbentuk pada tahap antara dengan hidroksil pada C6.

PEMBUATAN
l Tetrasiklin yang digunakan dalam terapi diperoleh secara mikrobiologik dari filtrat biak jenis streptomyces atau dengan cara semisintetis. Pembuatan rolitetrasiklin dimulai dari tetrasiklin yang dengan paraformaldehid dan pirolidin akan teraminometilasi.
l Dalam larutan air lambat laun akan terurai menjadi komponen akhir sampai terjadi kesetimbangan.

Farmakologi tetrasiklin
Antibiotik spektrum luas untuk bakteri gram egatif dan positif termasuk riketsia.
Indikasi khas untuk terapi oral jangka waktu lama pada infeksi campur sal pernapasan dan sal empedu.
Bahaya pewarnaan kuning gigi bayi permanen dan tertimbun di tulang, dapat terjadi bila di konsumsi pada kehamilan ke 5 bulan.
Tidak boleh digunakan bersama antasida atau sediaan besi.



Pada tahun 1947 Burkholder mengisolasi suatu galur streptomyces (S.venezuela) pembentuk antibodi, setahun kemudian dari filtrat biaknya dapat diperoleh kloramfenikol kristal.
Kloramfenikol atau D-(-)-treo-2-dikloroasetamido-1-(4-nitrofenil)-1,3-propandiol. Adalah senyawa fenil-propan tersubstitusi.
Kloramfenikol mempunyai dua unsur struktur yang tidak lazim untuk bahan alam, yaitu suatu gugus nitro aromatik dan residu diklor asetil.
Turunan yang gugus hidroksilnya pada C3 terdapat sebagai ester juga digunakan dalam terapi.
Gol. Ini antara lain kloramfenikol-palmitat (asam palmitat = C15H31COOH) dan kloramfenikol hemisuksinat natrium (garam natrium ester hemisuksinat)

Azidamfenikol
Azidamfenikol yang mengandung residu asam azido asetat hanya digunakan lokal dalam bentuk larutan dalam air untuk tetes mata

Biotransformasi kloramfenikol
Metabolit utama kloramfenikol adalah glukuronida nya yang bekerja antibiotik, yang dibuat dihati dan di ekskresikan di ginjal.
Karena pada bayi prematur dan neonatus kemampuan metabolisme hati belum matang sehingga dapat terjadi akumulasi.
Reaksi biotransformasi lain adalah reduksi gugus nitro menjadi amino dan hidrolisis ikatan amida, tapi kurang penting.

Farmakologi Kloramfenikol
Antibiotik spektrum luas dengan cara kerja bakteriostatik.
Indikasi untuk infeksi salmonella (penyebab tifus dan paratifus)
Sebagai antibiotik alternatif karena efek sampingnya dapat merusak sistem pembentukan darah.
Komplikasi paling berbahaya adalah pansitopenia (pengurangan jumlah total sel darah) dan anemia aplastik.


Kerangka dasar linkomisin adalah trans-1-metil-4-propil-L-prolin dan α-metiltioglikosida aminooktosa yaitu linkosamin, yang terikat dengan ikatan amida.
Spektrum kerja antibiotika pada mikroorganisme gram positif dan mikroba anaerob gram negatif.
Digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh stafilokokus, dan mikroba yang resisten terhadap AB β laktam dan eritromisin.
Klindamisin semisintetik, hidroksil pada C7 dengan inversi konfigurasi digantikan oleh klor.


Eritromisin mengandung cincin lakton yang diberinama eritronolid, gula amino D-desosamin, gula netral L-kladinosa.
Antibiotik golongan ini mempunyai ciri cincin lakton makrosiklik 12 anggota sampai 16 anggota, yang terikat secara glikosidik, dengan satu atau dua gula amino.
Kerangka dasar yang lain : gula netral yang terikat langsung pada cincin lakton atau dengan gula amino
Eritromisin sebagai basa sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan pelarut organik lain dan berasa pahit.
Pada ph dibawah ph 4 Cepat terurai, maka pemberian secara oral dalam bentuk sediaan diperlambat yang tahan terhadap asam lambung.
Sediaan parenteral digunakan garam yang larut dalam air seperti laktobionat.
Asam laktobionat adalah suatu hasil oksidasi laktosa adalah asam-4-0-β-D-galaktopiranosil-D-glukonat
Reaksi eritromisin dengan asam klorida karboksilat atau anhidrida asam karboksilat hidroksil desosamin teresterkan, dan menghasilkan senyawa lauril sulfat yaitu eritromisinestolat tidak mempunyai rasa pahit yang khas eritromisin.
Makrolida utama adalah eritromisin (eritromisin A),
Termasuk gol makrolid lain adalah spiramisin.

Farmakologi eritromisin
Jenis kerja eritromisin adalah bakteriostatik.
Indikasi untuk infeksi yg disebabkan haemophilus influensa, efek samping kecil.
Penggunaan oral dapat terjadi gangguan GIT ringan.
Spiramisin ekskresi yang tinggi ke dalam saliva, cocok untuk menangani infeksi bakteri di daerah rongga mulut.



Golongan Aminoglikosida :
1. gol. Streptomisin,
2. gol. Neomisin-paramomisin,
3. gol. Kanamisin-gentamisin
Streptomisin untuk membedakan dengan streptomisin lainnya disebut streptomisi A. diperoleh dari streptomyces griseus.
Hanya streptomisin A yang penting untuk terapi.
Sebagai rangka dasar antibiotika aminoglikosida adalah monosakarida, aminomonosakarida (gula amino), dan siklitol basa tersubstitusi (turunan sikloheksan dengan paling kurang tiga gugus hidroksil)
Masing – masing komponen dihubungkan satu sama lain dengan ikatan glikosidik.

Golongan Streptomisin A
l Aglikon streptomisin terdiri dari :
l streptidin, suatu 1,3-diguanidino-2,4,5,6-tetrahidroksisikloheksan yang berkonfigurasi all trans.
l Dua komponen gula yang yang membentuk disakarida streptobiosamin yaitu L-streptosa dan N-Metil-L-2-glukosamin, keduanya terikat pada α glikosidik.

Golongan neomisin-bromomisin
l Kerangka dasar neomisin – paramomisin adalah 2-desoksitretamin yang sebagai aglikon terikat dengan bagian mono dan disakarida
l Neomisin berasal dari streptomyces fradiae yang bagian utamanya adalah neomisin B. neomisin B utama diberinama framisetin.
l Paramomisin diperoleh dari biakan streptomyces rimosus.

Golongan kanamisin – gentamisin.
l Kerangka dasar kanamisin - gentamisin adalah 2-desoksitretamin, tapi terikat dengan dua monosakarida.
l Kanamisin berasal dari streptomyces kanamycetius dan gentamisin, sisomisin dari mikromonospora.
l Ciri khas antibiotik aminoglikosida adalah spektrum kerjanya yang luas.

Farmakologi aminoglikosida
Spektrum luas untuk gram positif dan cara kerja bakterisid.
Indikasi Streptomisin, dicadangkan untuk indikasi khusus yaitu tbc.
Neomisin toksisitas tinggi pada penggunaan sistemik, shg dipakai untuk pemakaian luar infeksi kulit dan selaput mukosa.
Indikasi utama Gentamisin infeksi berat saluran kemih.
Efek samping aminoglikosid secara umum adalah ototoksisitas permanen (gangguan keseimbangan dan pendengaran) karena menyebabkan kerusakan saraf otak ke-8.
Efek samping neurotoksik tergantung dosis dan lama penggunaan.



Antibiotik polieptida dibangun secara siklik.
Polipeptida homomer hanya terdiri dari asam amino.
Polipeptida heteromer mempunyai kerangka lain.
Ikatan homodet, cincin asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan amida.
Ikatan heterodet, ikatan tidak hanya ikatan amida tapi ada ikatan lain misal jembatan disulfida.
Tirosidin adalah dekapeptida homomer-homodet basa.
Digunakan untuk terapi adalah golongan tirotrisin di peroleh dari Bacillus brevis.

Gramisidin merupakan pentadekapeptida linier heteromer, yang gugus amino terminalnya terformilasi dan gugus karboksil terminalnya teramidasi dengan etanolamin. Rantainya secara bergantian asam amino L dan D.
Basitrasin adalah dodekapeptida dengan cincin yang dibentuk dari 7 asamn amino. Cincin 2-tiazolin yang terletak pada rantai samping mengandung L-isoleusin dan L-sistein terminal.
Polimiksin adalah dekapeptida heteromer-homodet dan mempunyai cincin heptapeptida.

Farmakologi AB Polipeptida
l Gramisidin dan basitrasin digunakan sbg AB lokal, bekerja thd bakteri gram positif.
l Polimiksin pada pemberian oral tidak diabsorbsi, sehingga digunakan untuk infeksi usus dan digunakan untuk mereduksi kuman didalam usus sebelum pembedahan.



Sulfonamid mengandung bagian sulfanilamido yang tidak tersubstitusi dan 4-amino benzolsulfonil dinamai sulfanilil.
Sulfanilamid, yaitu 4-amino-benzensulfonamida. Bekerja bakteriostatik.
Sulfalen dan sulfadoksin mempunyai paro waktu sangat lama.
Salazosulfapiridin merupakan golongan sulfonamid yang sukar diabsorbsi
Diposkan oleh dinna di 01.28 1 komentar
Beranda
Langgan: Entri (Atom)
Pengikut

Arsip Blog
• ▼ 2009 (2)
o ▼ Juni (2)
 SENYAWA YANG BEKERJA PADA SALURAN RESPIRASI
 KIMIA FARMASI
SENYAWA YANG BEKERJA PADA SALURAN RESPIRASI
GOL. BRONKHOSPASMOLITIKA


Xantin




B2-simpatomimetika



Parasimpatolitika


GOL. EKSPEKTORANSIA



Bromheksin



Asetilsistein



Guaifenisin





Karbosistein

GOL. ANTITUSIVA
Noskapin
Isoaminil
Klobutinol




SENYAWA UNTUK PENANGANAN BRONKHITIS DAN ASMA BRONKHIAL

1. ANTITUSIVA
2. EKSPEKTORANSIA
3. BRONKHOSPASMOLITIKA

OVER VIEW
Bronkhitis kronis dan asma bronkhial adalah penyakit saluran pernapasan, yang disertai oleh penyempitan jalan napas (obstruksi).
Obstruksi dapat disebabkan oleh
1. pembengkakan karena radang mukosa bronkhus,
2. Penyumbatan lendir pembentukan sekret meningkat dan perubahan komposisinya
3. Bronkhokontriksi (bronkhospasme)

Manifestasi :
1. Kekurangan nafas
2. Refleks batuk

Jika pada bronkhitis kronis :
Produksi lendir berlebihan
Batuk kronis
Jika pada asma bronkhial :
Penyakit saluran nafas dengan serangan akut dengan karakteristik ; penyempitan bronkhus dan intensitas kekurangan nafas yang tinggi.

Faktor2 yang menimbulkan bronkhitis kronis :
1. Infeksi virus
2. Rangsangan kimiawi (polusi udara, asap rokok)
3. Infeksi bakteri.

Bronkhitis akut penyebabnya adalah :
1. Virus
2. Komponen penyakit pilek

ANTITUSIVA
Antitusiva adalah penghambat refleks batuk.
Anggota terpenting adalah turunan morfin dan analgetika kuat lainnya.
Yang terpenting adalah kodein
Antitusiva lain deretan morfin atau dihidromorfin ialah etilmorfin, dihidrokodein, hidroodon dan tebakon.
Kerja antitusif diperlihatkan juga oleh noskapin (narkotin alkaloid opium).
Dekstrometorfan yang termasuk golongan senyawa morfinan
Normetadon termasuk golongan metadon.

FARMAKOLOGI
Faktor2 yang menimbulkan batuk, mengakibatkan stimulasi reseptor batuk, yang terletak didaerah perifer (dalam saluran nafas).
Melalui alur sarafi, rangsang diteruskan selanjutnya ke pusat batuk di medula oblongata, sehingga terjadi batuk.

Sehingga batuk dapat dihambat melalui mekanisme perifer dan sentral.

Antitusiv turunan analgetika kuat bekerja dengan mekanisme pada sentral pada pusat batuk.
Proses batuk sebagai refleks pelindung.
Penghambatan oleh antitusiv merupakan masalah pada sekresi bronkhus yang banyak dan disertai dengan batuk. Sehingga di indikasikan untuk batuk kering, kecuali isoamil.
Senyawa golongan ini tidak menyebabkan kecanduan.

EKSPEKTORAN
Adalah senyawa yang memudahkan transport keluar lendir bronkhus.
Senyawa nya adalah :
A. Kalium iodida
B. Ammonium klorida
C. Simplisia tanaman atau kandungannya.
D. Prinsip aktif yang dipertimbangkan ialah minyak atsiri dan saponin.
E. Turunan guaiakol seperti guaifenesin atau gluaiakolgriseroleter yang bekerja sekalgus merelaksasi otot, juga digunakan sebagai ekspektora.
F. Turunan sistein yaitu asetilsistein, N-asetil-L-sistein dan karbosistein, bromheksin merupakan senyawa sintetik
G. Dari bromheksin diturunkan metabolit aktif ambroksol

FARMAKOLOGI EKSPEKTORAN
Ekspektoransia yang bekerja sekretolitik merangsang mukosa lambung, sehingga sekresi bronkhus ditingkatkan, melalui stimulasi vagus.
Hal ini mengakibatkan pembentukan sekret yang encer dan denga demikian mudah dabatukan keluar :
A. Kalium iodida tergolong sekretolitik yang paling kuat, penggunaan luas.
B. Asetilsistein, karbosistein dan bromheksin mengurangi viskositas sekret bronkhus, asetilsistein bekerja berdasarkan reaksi kimia langsung dengan glikoprotein yang terdapat di dalam lendir.
Asetilsistein berdasarkan gugus merkapto nya yang bebas dapat memecahkan jembatan disulfida glikoprotein. Reaksi yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut (R-SH = asetilsistein)

SINTESA
Untuk pembuatan asetilsistein dimulai dari sistin yang diperoleh dari keratin. Setelah asetilasi dengan asetan hidrida dengan NaOH, senyawa N,N”-diasetilsistin yang terbentuk direduksi dengan seng dalam larutan asam.

BRONKHOSPASMOLITIKA
Senyawa dari berbagai golongan kerja farmakologik digunakan sebagai bronkhospasmolitik :
1. Parasimpatolitika
2. Β2-simpatomimetika tidak langsung
3. Turunan xantin

Yang terpenting dari golongan parasimpatolitika ialah ipratopiumbromida, suatu turunan 2 propil kuarterner dari atropin, yang digunakan lokal sebagai inhalan (obat hirup)

Β2-simpatomometika terbutalin, fenoterol dan salbutamol.
Efedrin simpatomimetika tidak langsung juga bekerja bronkhospasmolitik.

Turunan Xantin adalah aminofilin (garam teopilin dengan etilendiamine perbandingan 2;1)

FARMAKOLOGI
Bronkhospasmolitika mengurangi tonus otot bronkhus yang meninggi dan karena itu merupakan indikasi untuk bronkhitis kronis dan asma bronkhial.
Untuk terapi asma bronkhial yang berlatar belakang alergi dan inflamasi terapinya ; glukokortikoid, antihistamin H1 dan asam kromoglisinat.

KERJA BIOKIMIAWI
Bronkhomotorik dipersarafi oleh parasimpatikus dan simpatikus.
Atropin dan ipratopiumbromida menghambat penyempitan bronkhus.
Sebaliknya β-simpatomimetika menstimulasi dilatasi bronkhus diperantarai oleh c-AMP.
Xantin menaikan konsentrasi c-AMP.
Diposkan oleh dinna di 08.19
KIMIA FARMASI
Berdasarkan struktur kimia, antibiotika dibagi menjadi beberapa golongan yaitu
Gol β laktam
l gol penisilin : penisilin G, Ampisilin, Amoksilin dll
l gol sefalosporin : sefadroksil, sefotaksim, sefriakson dll
Gol tetrasiklin :
l tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin dll
Gol aminoglikosid :
l gentamisin, neomisin, streptomisin kanamisin dll.
Gol makrolida :
l eritromisin, spiramisin dll.
Gol linkomisin :
l klindamisin, linkomisin dll.
Gol polipeptida :
l polimiksin A,B,C,D dan E.
Gol kuinolon :
l ofloksasin, ciprofloksasin, asam nalidiksat dll.
Gol sulfonamid dan trimetoprim :
l sufosetamid, sulfodiazin, sulfometoksazol dll.
9. Gol Kloramfenikol
Klasifikasi antibakteri











Gugus β laktam
Terdapat pada antibiotik yaitu
1. Golongan penisilin
2. Golongan sefalosporin

PENISILIN

1. Sistem cincin penisilin merupakan suatu cincin β laktam segi empat dan satu cincin tiazolidin segi lima. Bisiklik yang tidak tersubstitusi diberi nama penam
2. Penisilin tersendiri dapat dianggap suatu turunan asil suatu kerangka dasar umum, asam 6-aminopenisiloat (6-APS) yang tidak mempunyai daya antibiotik. 6-APS menyudut disepanjang poros N-4/C-5 dan menyebabkan 3 pusat kiral (C-3, C-5, C-6)
3. Berdasarkan struktur biogenetiknya 6-APS merupakan dipeptida gabungan sistein dan valin.
4. Benzilpenisilin (penisilin G) adalah salah satu penisilin yang terdapat dialam, dan merupakan antibiotik pertama yang dibuat besar-besaran dengan tekhnik fermentasi, benzilpenisilin atau penisilin G suatu senyawa yang tidak toksik tetapi sangat aktif terhadap sepsis stafilokokus, meningitis, atau gonore
5. Cincin penam adalah suatu dipeptida yang terdiri dari sisteina dan sisa valin. Karena ketegangan segi-4 β-laktam, cincin tersebut mudah pecah oleh higrolisis asam atau alkoholis, dan logam berat seperti Zn,Cu,Pb.
6. Kepekaan penisilin terhadap asam cukup beragam, bergantung pada strukturnya . misalnya fenoksimetilpenisilin lebih tahan terhadap pemutusan dibandingkan dengan benzilpenisilin, oleh karena itu lebih cocok untuk pemakaian oral.
7. Penisilin atau penem ditemukan pada tahun 1929 oleh Sir Alexander Fleming.
8. Penisilin dihasilkan oleh jamur penicillium notatum dan P.chrysogenum.

Mekanisme kerja antibiotik β-laktam :
o Antibiotik gol β-laktam merusak dinding sel bakteri.

Mekanisme pertahanan bakteri :
o Bakteri membentuk enzim β-laktamase (penisilinase) gram positif disekresi ke medium gram negatif tetap didalam sel.
o Jadi organisme gram positif merusak antibiotik dengan cepat.
o Muncul galur bakteri tahan β-laktam.

Turunan Penisilin
Fenoksimetilpenisilin (penisilin V), penisilin semisintetik dibuat dengan cara fermentasi.
Propisilin termasuk fenoksipenisilin, penisilin semisintetik, turunan asam R,S-2-fenoksibutirat 6-APS.
Diklosasilin termasuk isoksazolinpenisilin.
Ampisilin, amoksilin, pivampisilin turunan ion zwitter asam R-2-amino-2-aminobenzil penisilin
Karbenesilin adalah α-karboksibenzil-penisilin, yang dibangun dari R,S-2-fenilmalonat dan 6-APS.
Sefaleksin dan sefaklor mempunyai rantai samping fenilglisin, seperti pada ampisilin.
Keaktifan sefalosporin C hanya seperseribu keaktifan benzilpenisilin, sehingga pemakaiannya terbatas.
Tahan terhadap hidrolisis enzim dan menjadi pekat dalam saluran kemih sehingga berguna untuk infeksi saluran kemih yang disebabkan organisme gram negatif.
Sefalotin banyak dipakai, spektrum luas, dan tahan laktamase.
Sefaleksin (analog ampisilin) aktif secara oral, stabil terhadap asam.
Sefotaksim dan moksalaktam sangat aktif terhadap meningitis.

Hubungan struktur aktivitas
Aktivitas antibakteri penisilin dan sefalosporin bergantung pada keutuhan cincin penam dan 3-sefem.
Terbukanya cincin β laktam mengakibatkan seluruh aktivitas hilang.
Kestabilan terhadap asam dan β laktamase tergantung pada struktur.
Meningkatnya kestabilan terhadap asam karena : adana gugus yang menarik elektron diposisi α ke gugus amida rantai samping.
Inaktivasi oleh β laktamase khususnya lebih sulit pada penisilin yang punya residu asil (umpamanya dikloksasilin) karena hambatan keruangan.

Farmakologi
l Terapi praktis penggolongan antibiotik β-laktam, berdasarkan :
a). Spektrum kerja
b). Kestabilan terhadap asam
c). Kestabilan terhadap β-laktamase
d). β-laktamase adalah enzim bakteri yang mempengaruhi hidrolisis cincin β-laktam penisilin dan sefalosporin.
l Resistensi bakteri shg mengakibatkan inaktivasi antibiotik, substrat tempat sergapnya dinamakan :
a). Penisilinase (β-laktamase I)
b). Sefalosporinase (β-laktamase II)
c). Enzim bakteri yang meng inaktivasi kedua antibiotik tsb ((β-laktamase spektrum luas)



l Tetrasiklin adalah golongan antibiotik yang diisolasi dari Streptomyces aureofaciens
l Tetrasiklin yang lebih baru (doksisiklin dan minoksiklin) berbeda dengan anggota yang lebih tua dalam farmakokinetiknya (absorbsi lebih baik dan waktu paruh yang lebih lama)
l Tetrasiklin berupa senyawa kristal berwarna kuning, yang dalam daerah Ph fisiologik sedikit larut dalam air, dapat membentuk garam dengan asam dan garam.

l Kerangka dasarnya adalah oktahidronaftasen yang mengandung satu gugus dimetilamino dan satu gugus karboksamida dan secara khas tersubstitusi dengan fungsi oksigen (gugus OH, enolik, fenolik)
l Tetrasiklin mempunyai lima pusat asimetrik yang dikenal konfigurasi absolutnya.
l Sifat asam diberikan oleh gugus hidroksilenol pada C3 (sebagai bagian gugus asam karboksilat. Dan oleh struktur fenol – diketon (C10 sampai C12)
l Sifat basa diberikan oleh pKa tetrasiklin hidroklorid adalah 3,3 (gugus OH pada C3) 7,7 (struktur fenol – diketon) dan 9,7 (gugus dimetilamino)

l Untuk terapi, tetrasiklin digunakan dalam bentuk hidrokloridnya yang bereaksi dengan asam kuat yang larut dalam air, dan sebagai akibatnya hidrolisis condong untuk mengendap.
l Jenis kerja tetrasiklin adalah bakteriostatik.
l Sistem fenol – diketon menyebabkan dapat membentuk khelat dengan logam bervalensi dua atau lebih (Fe2+, Mg2+, Ca2+, Al3+) kompleks khelat tidak larut dalam air.
l Dengan anion (fosfat dan sitrat) dan zat netral (kafein, polivinil-pirolidon) tetrasiklin membentuk kompleks lemah. Efek ini dimanfaatkan untuk pembuatan sediaan parenteral.
l Epimerisasi pada C4 terjadi pada Ph antara 2 sampai 6 akan memberikan reaksi yang bolak – balik.
l Bergantung pada komposisi larutan bergeser kearah epi.
l Pada ph ≤ 2 tetrasiklin dengan hidroksil pada C6 akan membebaskan air. Dengan aromatisasi akan terbentuk anhidrotetrasiklin.
l Klortetrasiklin adalah labil terhadap basa. Sebagai hasil urai adalah isoklortetrasiklin yang terjadi dengan pembukaan cincin dan kemudian laktonisasi gugus karboksil yang terbentuk pada tahap antara dengan hidroksil pada C6.

PEMBUATAN
l Tetrasiklin yang digunakan dalam terapi diperoleh secara mikrobiologik dari filtrat biak jenis streptomyces atau dengan cara semisintetis. Pembuatan rolitetrasiklin dimulai dari tetrasiklin yang dengan paraformaldehid dan pirolidin akan teraminometilasi.
l Dalam larutan air lambat laun akan terurai menjadi komponen akhir sampai terjadi kesetimbangan.

Farmakologi tetrasiklin
Antibiotik spektrum luas untuk bakteri gram egatif dan positif termasuk riketsia.
Indikasi khas untuk terapi oral jangka waktu lama pada infeksi campur sal pernapasan dan sal empedu.
Bahaya pewarnaan kuning gigi bayi permanen dan tertimbun di tulang, dapat terjadi bila di konsumsi pada kehamilan ke 5 bulan.
Tidak boleh digunakan bersama antasida atau sediaan besi.



Pada tahun 1947 Burkholder mengisolasi suatu galur streptomyces (S.venezuela) pembentuk antibodi, setahun kemudian dari filtrat biaknya dapat diperoleh kloramfenikol kristal.
Kloramfenikol atau D-(-)-treo-2-dikloroasetamido-1-(4-nitrofenil)-1,3-propandiol. Adalah senyawa fenil-propan tersubstitusi.
Kloramfenikol mempunyai dua unsur struktur yang tidak lazim untuk bahan alam, yaitu suatu gugus nitro aromatik dan residu diklor asetil.
Turunan yang gugus hidroksilnya pada C3 terdapat sebagai ester juga digunakan dalam terapi.
Gol. Ini antara lain kloramfenikol-palmitat (asam palmitat = C15H31COOH) dan kloramfenikol hemisuksinat natrium (garam natrium ester hemisuksinat)

Azidamfenikol
Azidamfenikol yang mengandung residu asam azido asetat hanya digunakan lokal dalam bentuk larutan dalam air untuk tetes mata

Biotransformasi kloramfenikol
Metabolit utama kloramfenikol adalah glukuronida nya yang bekerja antibiotik, yang dibuat dihati dan di ekskresikan di ginjal.
Karena pada bayi prematur dan neonatus kemampuan metabolisme hati belum matang sehingga dapat terjadi akumulasi.
Reaksi biotransformasi lain adalah reduksi gugus nitro menjadi amino dan hidrolisis ikatan amida, tapi kurang penting.

Farmakologi Kloramfenikol
Antibiotik spektrum luas dengan cara kerja bakteriostatik.
Indikasi untuk infeksi salmonella (penyebab tifus dan paratifus)
Sebagai antibiotik alternatif karena efek sampingnya dapat merusak sistem pembentukan darah.
Komplikasi paling berbahaya adalah pansitopenia (pengurangan jumlah total sel darah) dan anemia aplastik.


Kerangka dasar linkomisin adalah trans-1-metil-4-propil-L-prolin dan α-metiltioglikosida aminooktosa yaitu linkosamin, yang terikat dengan ikatan amida.
Spektrum kerja antibiotika pada mikroorganisme gram positif dan mikroba anaerob gram negatif.
Digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh stafilokokus, dan mikroba yang resisten terhadap AB β laktam dan eritromisin.
Klindamisin semisintetik, hidroksil pada C7 dengan inversi konfigurasi digantikan oleh klor.


Eritromisin mengandung cincin lakton yang diberinama eritronolid, gula amino D-desosamin, gula netral L-kladinosa.
Antibiotik golongan ini mempunyai ciri cincin lakton makrosiklik 12 anggota sampai 16 anggota, yang terikat secara glikosidik, dengan satu atau dua gula amino.
Kerangka dasar yang lain : gula netral yang terikat langsung pada cincin lakton atau dengan gula amino
Eritromisin sebagai basa sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan pelarut organik lain dan berasa pahit.
Pada ph dibawah ph 4 Cepat terurai, maka pemberian secara oral dalam bentuk sediaan diperlambat yang tahan terhadap asam lambung.
Sediaan parenteral digunakan garam yang larut dalam air seperti laktobionat.
Asam laktobionat adalah suatu hasil oksidasi laktosa adalah asam-4-0-β-D-galaktopiranosil-D-glukonat
Reaksi eritromisin dengan asam klorida karboksilat atau anhidrida asam karboksilat hidroksil desosamin teresterkan, dan menghasilkan senyawa lauril sulfat yaitu eritromisinestolat tidak mempunyai rasa pahit yang khas eritromisin.
Makrolida utama adalah eritromisin (eritromisin A),
Termasuk gol makrolid lain adalah spiramisin.

Farmakologi eritromisin
Jenis kerja eritromisin adalah bakteriostatik.
Indikasi untuk infeksi yg disebabkan haemophilus influensa, efek samping kecil.
Penggunaan oral dapat terjadi gangguan GIT ringan.
Spiramisin ekskresi yang tinggi ke dalam saliva, cocok untuk menangani infeksi bakteri di daerah rongga mulut.



Golongan Aminoglikosida :
1. gol. Streptomisin,
2. gol. Neomisin-paramomisin,
3. gol. Kanamisin-gentamisin
Streptomisin untuk membedakan dengan streptomisin lainnya disebut streptomisi A. diperoleh dari streptomyces griseus.
Hanya streptomisin A yang penting untuk terapi.
Sebagai rangka dasar antibiotika aminoglikosida adalah monosakarida, aminomonosakarida (gula amino), dan siklitol basa tersubstitusi (turunan sikloheksan dengan paling kurang tiga gugus hidroksil)
Masing – masing komponen dihubungkan satu sama lain dengan ikatan glikosidik.

Golongan Streptomisin A
l Aglikon streptomisin terdiri dari :
l streptidin, suatu 1,3-diguanidino-2,4,5,6-tetrahidroksisikloheksan yang berkonfigurasi all trans.
l Dua komponen gula yang yang membentuk disakarida streptobiosamin yaitu L-streptosa dan N-Metil-L-2-glukosamin, keduanya terikat pada α glikosidik.

Golongan neomisin-bromomisin
l Kerangka dasar neomisin – paramomisin adalah 2-desoksitretamin yang sebagai aglikon terikat dengan bagian mono dan disakarida
l Neomisin berasal dari streptomyces fradiae yang bagian utamanya adalah neomisin B. neomisin B utama diberinama framisetin.
l Paramomisin diperoleh dari biakan streptomyces rimosus.

Golongan kanamisin – gentamisin.
l Kerangka dasar kanamisin - gentamisin adalah 2-desoksitretamin, tapi terikat dengan dua monosakarida.
l Kanamisin berasal dari streptomyces kanamycetius dan gentamisin, sisomisin dari mikromonospora.
l Ciri khas antibiotik aminoglikosida adalah spektrum kerjanya yang luas.

Farmakologi aminoglikosida
Spektrum luas untuk gram positif dan cara kerja bakterisid.
Indikasi Streptomisin, dicadangkan untuk indikasi khusus yaitu tbc.
Neomisin toksisitas tinggi pada penggunaan sistemik, shg dipakai untuk pemakaian luar infeksi kulit dan selaput mukosa.
Indikasi utama Gentamisin infeksi berat saluran kemih.
Efek samping aminoglikosid secara umum adalah ototoksisitas permanen (gangguan keseimbangan dan pendengaran) karena menyebabkan kerusakan saraf otak ke-8.
Efek samping neurotoksik tergantung dosis dan lama penggunaan.



Antibiotik polieptida dibangun secara siklik.
Polipeptida homomer hanya terdiri dari asam amino.
Polipeptida heteromer mempunyai kerangka lain.
Ikatan homodet, cincin asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan amida.
Ikatan heterodet, ikatan tidak hanya ikatan amida tapi ada ikatan lain misal jembatan disulfida.
Tirosidin adalah dekapeptida homomer-homodet basa.
Digunakan untuk terapi adalah golongan tirotrisin di peroleh dari Bacillus brevis.

Gramisidin merupakan pentadekapeptida linier heteromer, yang gugus amino terminalnya terformilasi dan gugus karboksil terminalnya teramidasi dengan etanolamin. Rantainya secara bergantian asam amino L dan D.
Basitrasin adalah dodekapeptida dengan cincin yang dibentuk dari 7 asamn amino. Cincin 2-tiazolin yang terletak pada rantai samping mengandung L-isoleusin dan L-sistein terminal.
Polimiksin adalah dekapeptida heteromer-homodet dan mempunyai cincin heptapeptida.

Farmakologi AB Polipeptida
l Gramisidin dan basitrasin digunakan sbg AB lokal, bekerja thd bakteri gram positif.
l Polimiksin pada pemberian oral tidak diabsorbsi, sehingga digunakan untuk infeksi usus dan digunakan untuk mereduksi kuman didalam usus sebelum pembedahan.



Sulfonamid mengandung bagian sulfanilamido yang tidak tersubstitusi dan 4-amino benzolsulfonil dinamai sulfanilil.
Sulfanilamid, yaitu 4-amino-benzensulfonamida. Bekerja bakteriostatik.
Sulfalen dan sulfadoksin mempunyai paro waktu sangat lama.
Salazosulfapiridin merupakan golongan sulfonamid yang sukar diabsorbsi
Diposkan oleh dinna di 01.28


15 Oktober 2010
Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi.
oleh S. Hamdani
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

Tinggalkan sebuah Komentar
14 Oktober 2010
Kandungan Air Zamzam
oleh S. Hamdani
Kandungan kalsium dan magnesium air zam-zam apabila dibandingkan dengan air konsumsi yang biasa kita minum relatif jauh lebih tinggi. Kalsium di dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan penting di dalam reaksi pembekuan darah, di mana reaksi ini sangat diperlukan selama proses penutupan luka dan penghentian aliran darah saat terjadi luka. Manfaat kalsium yang lain adalah sebagai media untuk terjadinya respon hormonal dan juga berfungsi sebagai salah satu katalisator kerja enzim.
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

Tinggalkan sebuah Komentar
28 September 2010
Basa
oleh S. Hamdani
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk
ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa
basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa berikut ini.
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Basa kuat dapat menyebabkan kulit teriritasi dan terbakar.
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

2 Komentar
28 September 2010
Asam
oleh S. Hamdani
Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

1 Komentar
27 September 2010
Indikator
oleh S. Hamdani
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium. Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan harganya murah.
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

Tinggalkan sebuah Komentar
21 September 2010
SISTEM PERIODIK UNSUR
oleh S. Hamdani
.
letak suatu unsur pada sistem periodik menentukan sifat periodik unsurnya,Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. JARI-JARI ATOM
yaitu jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukan besar-kecilnya ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
*
Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

Tinggalkan sebuah Komentar
17 September 2010
Koloid
oleh S. Hamdani
Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Ini merupakan salah satu contoh koloid .
Pengertian koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana Baca selanjutnya…
• Bagikan artikel ini melalui :
• Email
• Cetak
• Facebook

• Share

Tags
air, kualitas air, syarat air bersih
Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi.
oleh S. Hamdani pada 15 Oktober 2010
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:
Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

disusun oleh:
Anitha Setiady & Tika Nurmayanti Farmasi A – UNISBA
air
Kandungan Air Zamzam
oleh S. Hamdani pada 14 Oktober 2010
Kandungan kalsium dan magnesium air zam-zam apabila dibandingkan dengan air konsumsi yang biasa kita minum relatif jauh lebih tinggi. Kalsium di dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan penting di dalam reaksi pembekuan darah, di mana reaksi ini sangat diperlukan selama proses penutupan luka dan penghentian aliran darah saat terjadi luka. Manfaat kalsium yang lain adalah sebagai media untuk terjadinya respon hormonal dan juga berfungsi sebagai salah satu katalisator kerja enzim.
Untuk ibu hamil dan menyusui, keberadaan kalsium dalam nutrient yang dikonsumsi sangat membantu pembentukan otak, tulang serta sel-sel darah merah di dalam tubuh janin yang dikandungnya. Kalsium juga memiliki peran yang sangat besar untuk menurunkan tekanan darah, serta memiliki kemampuan mengikat kolesterol. Sehingga diet yang mengandung kalsium sangat menguntungkan.
Adapun magnesium merupakan mineral prima pengikat ion fosfat di dalam tubuh. Mineral magnesium yang berikatan dengan fosfat ini berperan di dalam proses metabolisme yang menghasilkan tenaga. Kebutuhan akan magnesium di dalam tubuh individu berkisar antara 300 sampai 450 mg/hari. Kekurangan magnesium dapat menimbulkan terjadinya kelelahan yang bersifat kronis, kekurangan energi, menurunnya respon imun baik seluler maupun humoral di mana respon imun tersebut sangat utama di dalam perlindungan tubuh terhadap penyakit, akibat luas dari kekurangan magnesium terhadap tubuh adalah kerentanan tubuh terhadap serangan penyakit. Selain itu defisiensi magnesium juga dapat memicu terjadinya stres.
Ion fluor merupakan salah satu ion penting yang mempunyai peranan sebagai antibiotik. Oleh karena itu sebagian besar produk pasta gigi mengedepankan adanya kandungan fluorida di dalam kemasannya yang difungsikan untuk menangkis timbunan bakteri penyebab plak gigi.
Air zam-zam yang terbukti mempunyai kandungan fluorida yang cukup tinggi sudah pula diteliti kemampuannya menekan pertumbuhan koloni bakteri yang sengaja dibiakkan pada media penumbuh bakteri. Kerja fluorida sebagai antimikroba ini didasari oleh kemampuan senyawa ini di dalam menghambat kerja enolase, yaitu suatu enzim glikolitik yang mengubah 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat. Enzim ini merupakan enzim yang berperan di dalam metabolisme pertumbuhan mikroba secara umum. Berdasarkan berbagai pembuktian-pembuktian tersebut di atas, menunjukkan bahwa betapa besarnya manfaat air zam-zam bagi kesehatan tubuh kita. Selain mengandung beberapa mineral penting bagi tubuh, zam-zam juga bersifat steril dengan adanya kandungan fluorida yang memiliki sifat antimikroba dalam jumlah yang proporsional serta tidak memberikan dampak meracuni bagi tubuh.
disusun oleh:
Anitha Setiady & Tika Nurmayanti Farmasi A – UNISBA
Basa
oleh S. Hamdani pada 28 September 2010
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk
ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa
basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa berikut ini.
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Basa kuat dapat menyebabkan kulit teriritasi dan terbakar.
b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah warna indiator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan
dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Selain itu contoh lain tanah gambut sebelum ditanami terlebih dahulu diberi kapur. Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, ini dikarenakan konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat
dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat membersihkan
debu.
2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai
basa lemah. Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat.
3. Peranan Basa dalam Kehidupan
Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda merupakan suatu basa.
C. Sifat Keasaman dan Kebasaan suatu Zat
Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut termasuk asam atau basa, selain dari tes organoleptis yaitu dari rasa, warna, bau, bentuk, tes pirolisis (pemijaran) dapat juga mengetahuinya dari skala pH nya. Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang). Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati nilai 14, tingkat kebasaannya semakin kuat.
Serry Seftiana
STFI
Asam
oleh S. Hamdani pada 28 September 2010
Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
• Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
• Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
• Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
1. Sifat Asam
Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak? Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan dibahas beberapa mengenai sifat asam.
a. Rasa Asam
Asam akan terasa masam bila dilarutkan didalam air. Selain itu contoh lain yaitu cuka, cuka sering kita gunakan sebagai penambah rasa kecut pada makanan. Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari – hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
b. Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam juga dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan karena asam dapat melepaskan ion – ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam
sulfat yang terdapat pada aki mobil.
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam juga bereaksi dengan beberapa jenis logam dan menghasilkan gas hidrogen. Logam magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hydrogen yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut, maka konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat), sedangkan pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk menyatakan konsentrasi larutan digunakan istilah molar (M).
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Dalam bidang industri, asam banyak digunakan, antara lain dalam proses pembuatan pupuk, obat – obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan permukaan logam – logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam organik yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan asam benzoate. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam.
Serry Septiana
STFI
Indikator
oleh S. Hamdani pada 27 September 2010
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium. Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan harganya murah.
Kita mengenal dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan biru. Pada larutan asam, kertas lakmus selalu berwarna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu berwarna biru. Jadi, larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru menjadi merah dan larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indikator. Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai indikator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu (pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam. Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi.
Berikut adalah indikator pH yang sering kita gunakan di laboratorium. Indikator tersebut menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.
No Nama Indikator Range pH Perubahan Warna
1. Fenoftalein 8,3 – 10 Tak berwarna – Merah Muda
2. Metil Oranye 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
3. Metil Merah 4,8 – 6,0 Merah – Kuning
4. Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
5. Metil biru 10,6 – 13,4 Biru – Ungu
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indikator universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14.
Cara menggunakan indikator universal adalah sebagai berikut :
1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki.
2. Amati perubahan warna yang terjadi
3. Bandingkan perubahan warna dengan warna standar.
Serry Seftiana
STFI
SISTEM PERIODIK UNSUR
oleh S. Hamdani pada 21 September 2010
.
letak suatu unsur pada sistem periodik menentukan sifat periodik unsurnya,Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. JARI-JARI ATOM
yaitu jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukan besar-kecilnya ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
*
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
*Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2. ENERGI IONISASI
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang cocok,elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia.
Contoh: atom C (golongan IVA)dan atom H (golongan IA) –> gas mulia
Jadi energi ionisasi adalah Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sulit lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar(energi ionisasi besar),dan begitu juga sebaliknya.
* Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
*Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
3. KEELEKTRONEGATIFAN
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhinya adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,karena bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi,unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif.Jika harga keelektronegatifan kecil,unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif.Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
4. SIFAT LOGAM
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik,yaitu : mengkilap,menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang.Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam.Sifat-sifat logam,dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
5. KEREAKTIFAN
Reaktif artinya akan mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektronnya.Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
disusun oleh : IRWAN FANDI ZALUKHU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar